Google

Awal Ramadhan 1429H, NU-Muhammadiyah Seragam

Awal Ramadhan 1429H diperkirakan akan terjadi keseragaman antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Pengurus wilayah Jawa Timur kedua ormas Islam besar ini memperkirakan penetapan 1 Ramadhan akan terjadi kesamaan, bukan hanya itu saja bila yang sebelumnya Hari Raya Idul Fitri yang terjadi perbedaan, tahun ini dimungkinkan akan jatuh pada hari yang sama.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua PWNU Jatim, Sholeh
Hayat yang dipercaya sebagai koordinator rukyatul hilal (pengamatan terhadap bulan) PWNU Jatim. "Perhitungan hisab (perhitungan astronomis) menunjukkan awal Ramadhan bakal terjadi pada 1 September, atau terjadi kesamaan dengan keputusan PP Muhammadiyah, " katanya.

Sholeh menjelaskan, prediksi akan terjadi kesamaan awal Ramadhan ini diperkuat dengan perkiraan ijtimak (posisi matahari-rembulan segaris) terjadi pada 31 Agustus pukul 01.00-03.00 WIB dengan ketinggian empat derajat sehingga mudah terlihat.

"Meski hitungan hisab ditentukan 1 September, tapi kami akan tetap melakukan rukyatul hilal sesuai syariat agama dan ajaran ahlussunnah wal jamaah, " terang Sholeh.

Sedangkan untuk penetapan 1 Syawal 1429 H atau hari raya Idul Fitri, Sholeh juga memprediksi kemungkinan akan terjadi kesamaan. Karena perkiraan ijtimak terjadi pada 29 September pukul 14.30 WIB hingga 16.00 WIB dengan ketinggian hilal pada minus 1, 55 derajat, sehingga sulit terlihat dan akan terjadi istikmal atau digenapkan menjadi 30 hari sesuai kalender.

"Kami tetap akan melakukan rukyatul hilal untuk awal Syawal seperti halnya awal Ramadhan 1429 H. Hisab itu ibarat quick count (metode penghitungan cepat) dalam Pilkada yang dilakukan lembaga survei, sedangkan rukyatul hilal itu ibarat perhitungan manual yang dilakukan KPU, ” ungkapnya.

Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim, Nadjib Hamid, menyatakan pihaknya menetapkan awal Ramadhan 1429 H jatuh pada 1 September mendatang sesuai penghitungan hisab hakiki wujudul hilal PW Muhammadiyah Jatim yang dilakukan pertengahan Juli lalu.

"Dalam rapat penetapan penghitungan itu, Muhammadiyah juga sudah menetapkan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada Senin 1 Oktober 2008, ” jelasnya.

Hasil perhitungan yang dilakukan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, bahkan hasilnya juga sama dengan yang ada dalam kalender nasional. “Kalau nanti puasa dan Lebarannya sama. Ya, alhamdulillah, bisa menjalankan ibadah secara bersama-sama, ” harapnya (jpr).
Sumber : [EraMuslim News]




Read more...

Blogger Dihantui Hukuman Mati!

Teheran - Blogger di Iran mungkin sedang dilanda cemas. Pasalnya, sebuah peraturan baru sedang didiskusikan oleh parlemen Iran di mana blogger yang melanggarnya bisa dijatuhi hukuman mati.Dalam aturan baru mengenai aktivitas online ini, blogger atau pengelola situs yang terbukti mempromosikan kriminalitas seperti korupsi, prostitusi atau menghina agama akan dihukum mati.

Sebenarnya sudah lama blogger di Iran mendapat pengawasan ketat. Di tahun 2005 misalnya, seorang blogger bernama Mojtaba Saminejad pernah didakwa menghina agama sehingga hampir dihukum mati meski akhirnya bebas.

Kegiatan ngeblog sendiri amat populer di Iran. Bahkan presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad dilaporkan juga punya blog sendiri.

Seperti dikutip detikINET dari Jerusalem Post, Rabu (9/7/2008), masyarakat Iran gila ngeblog dengan bahasa Persia. Mereka juga mengikuti tren dunia, misalnya melakukan micro blogging. Namun tampaknya, pengawasan ketat pemerintah tak begitu mempengaruhi mereka. Sumber dari detik.net

Read more...

Naikkan Harga Elpiji Seenaknya

JAKARTA, SENIN - Kenaikan harga Elpiji 12 kilogram (kg) yang diberlakukan Pertamina mulai hari Senin (25/8) ini, dirasa menjadi pukulan berat bagi masyarakat.

Anggota Komisi Energi (Komisi VII) Tjatur Sapto Eddy menilai, Pertaminan tak seharusnya menaikkan harga dalam waktu
yang relatif cepat. Harga jual elpiji kemasan 12 kilogram naik 9,5 persen dari Rp5.250 per kilogram menjadi Rp5.750 per kg. Harga per tabung naik dari Rp63 ribu jadi Rp69 ribu. Padahal, pada 1 Juli lalu, harga elpiji 12 kg naik dari Rp51.000 menjadi Rp63.000 per tabung atau dari Rp4.250 menjadi Rp5.250 per kg.

"Keputusan ini (menaikkan harga) sangat gegabah. Yang terjadi, begitu dinaikkan secara berkala, konsumen 12 kg akan lari ke 3 kg. Nah, konsumen elpiji 3 kg akan balik lagi mencari minyak tanah. Jadi alih-alih mengecilkan subsidi, justru akan membengkakkan subsidi. Kalo orang berbondong-bondong cari minyak tanah karena elpiji langka, maka pemerintah kan mau tidak mau menggelontorkan minyak tanah. Hemat saya, Pertamina tidak mau 'rugi'. Saya curiga akan mendorong orang untuk mencari minyak tanah, karena memang sudah ada yang mau supply minyak tanah," papar Tjatur di Gedung DPR, Senin (25/8).

Dengan kebijakan yang menurutnya seenaknya dilakukan Pertamina, Pemerintah seharusnya mengambil sikap dan tak boleh lepas tangan dalam pengelolaan harga elpiji. Status elpiji 12 kg yang tidak jelas juga harus dipastikan. Hingga saat ini, tidak ada kejelasan status elpiji sebagai barang bersubsidi atau bukan.

"Elpiji ini barang banci. Kalau dibilang barang tidak bersubsidi, kenyatannya disubsidi. Kalau barang bersubsidi, kenyataannya tidak ada peraturan yang menyatakan bersubsidi. Padahal, ini barang yang menguasai hajat hidup orang banyak. Sudah waktunya pemerintah menetapkan barang ini sebagai barang semi subsidi. Artinya, tidak disubsidi secara penuh," ujar anggota Fraksi PAN ini.

Dalam waktu dekat, Komisi VII akan memanggil Pertamina akan dipanggil untuk menjelaskan mengenai hal ini. Dan mendesak pemerintah untuk mengambil alih pengelolaan harga elpiji. Sebab, Pertamina juga berencana menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp500 per bulan sampai harga keekonomian yang sekarang mencapai Rp11.400 per kg. "Tidak boleh ada alasan keekonomian, sehingga Pertamina menaikkan harga seenaknya," tegas Tjatur.Sumber Kompas.com

Read more...
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

  © Blogger templates Inspiration by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP