Google

Sejarah Megah Hotel Mojopahit.

Tiba di Surabaya, cobalah untuk berbelok ke hotel majapahit. Tepat di tengah kota,tepatnya di bilangan Jl, Tunjungan, Surabaya. Jangan buru-buru mampir di receptianist, tapi cobalah duduk santai di kursi lobby. Mendengar musik mengalun pelan, atau menikmati tata ruang hotel yang luar biasa menawan. Melihat lorong,
pilar, jendela, atau lantainya. Jika sudah puas, biarkan imajinasi masuk dalam ruang dan waktu masa lalu. Ketika lucas martin sarkies, pendiri hotel ini, berjalan penuh percaya diri untuk kali pertama di hotel oranje puluhan tahun silam.
Seperti ditulis di banyak litersi, Hotel Majapahit dulunya memang bernama Hotel oranje. Berdiri pada tahun 1910, Hotel ini langsung menawarkan gaya kolonial, dan gaya art deco di lobbynya. Tak jelas siapa arsitek yang menggagas gaya ini. Yang pasti, saat renovasi pertama pada oktober 1933, arsitek yang terlibat adalah architectenbur job sprey, dilanjutkan renovasi ke dua (1991) yang melibatkan mana Joshi.
Bagi keluarga Sarkies, eksistensi Hotel Oranje makin melengkapi kiprah bisnis perhotelah di asia. Setelah Rafles Hotel di Singapura, The Strand Hotel di Myanmar, The Eastern and Oriental Hotel di Malaysia, dan Hotel Niagara di Lawang, Jawa Timur.
Sayang, ketika Perang Dunia II berkecamuk di belahan dunia, hotal ini dikangkangi tentara jepang. Bias ditebak fungsinya langsung berubah pula. Dari Hotel Oranje disulap jadi barak militer sekaligus kamp tawanan perang, khususnya untuk perempuan dan anak-anak. Yang mengherankan, jepang tetap menggunakan label hotel sebagai nama bangunan, dari Hotel oanje menjadi Hotel Yamato.
Ketika pemerintahan jepang ambruk, 29 September 1945 pagi, Yamato mulai berpindah tuan. Bersamaan dengan datangnya tentara Belanda,bendera di puncak Yamato pun berganti, dari Hinomaru jadi merah putih biru.
Kegembiraan masyarakat Surabaya setelah ditinggal Jepang langsung terusik. Apalagi pada tanggal 31 Agustus 1945, pemerintah Soekarno- Hatta sempat membuat maklumat yang menerapkan mulai 1 September 1945, bendera merah putih akan dikibarkan terus menerus di seluruh Indonesia.
Di Surabaya, maklumat ini disambut dengan pengibaran bendera di seluruh sudut kota. Mulai dari teras atas Gedung Kantor Karesidenan ( kantor Syucokan, gedung Gubernuran sekarang, Jl.Pahlawan) yang terletak di muka gedung Kempei Tai (Tugu Pahlawan), di atas gedung Internatio, disusul barisan pemuda dari segala penjuru Surabaya yang membawa bendera merah putih datng ke Tambaksari (Lapangan Gelora 10 Nopember) untuk menghadiri rapat raksasa yang diselenggarakan oleh Barisan Pemuda Surabaya.
Di Yamato, suasana bergerak makin panas. Dan seperti yang tertuang dalam banyak catatan sejarah, terjadilah drama perobekan bendera Belanda menjadi merah putih. Mulai dari diplosi a lot Residen Sudirman dan Ploegman, perwakilan sekutu, sehingga aksi massa yang memadati Jalan Tunjungan. Sorak sorai berkumandang. Darah terhempas. Merah putihpun berkibar.
Ganti mana.
Hotel Majapahit memang terbilang kerap ganti nama bahkan julukan. Dimulai pada 1910, nama yang digunakan adalah Oranje Hotel. Nama oranje, diambil dari nama keluarga Ratu Belanda saat itu. Pada 1942, nama yang digunakan Yamato Hoteru atau Hotel Yamato. Tak lama, 19 September 1945,

Read more...
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

  © Blogger templates Inspiration by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP